![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwoTzyK91cji40Dlc2WfRMWa3itFNL0GkUNpRfx3Xs6HPecZ5qFWBh6K2CgNJoVnIRCTb60TBYpLJglRPsKSOQDGTspI2EcS4JMLW6bo0vHl63r3mbGO1ccpaKP0P1lusv0lWPx8xL1z8/s200/Birmingham+City.png)
Pada era modern, klub rival sekota Aston Villa ini sempat dimiliki pengusaha pakaian. Pada 1989, Kumar bersaudara membeli klub dan bertahan hingga tiga tahun kemudian ketika bisnis mereka gagal menyelesaikan utang kepada bank. Birmingham kemudian akhirnya dimiliki pengusaha media, David Sullivan. Pada 1997, dibentuklah perusahaan terbatas yang melepas saham di lantai bursa. Juli 2007, mayoritas saham dibeli pengusaha asal Hongkong, Carson Yeung, sebesar 29,9 persen. Salah satu kesuksesan privatisasi ini adalah transfer Christoph Dugarry di bawah kendali manajemen Steve Bruce, awal 2000-an. Bersama Bruce, Birmingham menembus final Piala Liga 2001 dan hanya kalah melalui adu penalti atas Liverpool.
Sayangnya, Birmingham masih mempertahankan konsistensi turun naik divisi hingga musim lalu. Kepergian Bruce ke Wigan Athletic pada 2007 menciptakan ketidakstabilan di tubuh klub. Manajer ternama Skotlandia, Alex McLeish, dipanggil menangani tim tapi tak mampu mencegah bencana degradasi. Untungnya, hanya semusim McLeish mampu mengangkat kembali Brummies ke level teratas sepakbola Inggris. Berbekal reputasi manajer sehebat McLeish, masing-masing dua gelar juara Liga dan Piala Skotlandia bersama Glasgow Rangers, seharusnya Birmingham tidak pantas menderita degradasi musim ini. Situs Resmi Birmingham City
No Response to "Sejarah Birmingham City"
Posting Komentar