Sejarah Sunderland dimulai kala James Allen, seorang guru sekolah di Sunderland, membentuk tim sepakbola khusus guru di daerah Sunderland yang bernama "Sunderland & District Teachers Association Football Club" pada Oktober 1879. Klub tersebut kemudian merubah namanya menjadi Sunderland Association Football Club, mengindikasikan bahwa klub tersebut kini memperluas keanggotaannya untuk umum. Tujuannya adalah supaya klub bisa memiliki cukup dana dan memperbesar sumber stok pemain yang baik.
Selang beberapa tahun kemudian, James Allen, sang pendiri Sunderland sendiri, merasa bahwa arah klub sudah terlalu komersil dan ia tidak setuju dengan cara klub dijalankan. Puncaknya , pada tahun 1888, Allen bersama sejumlah pengurus lain yang merasa tidak cocok keluar dari Sunderland AFC dan mereka membentuk klub tandingan bernama Sunderland Albion Football Club. Rivalitas kedua klub ini pun menjadi semakin tajam dan bahkan menjurus kepada persaingan yang tidak sehat lagi. Pada saat kedua klub kebetulan bertemu di ajang Piala FA musim 1888-1889, Sunderland AFC memilih untuk mengundurkan diri daripada membuat Albion mendapatkan uang dari hasil penjualan tiket. Albion adalah merupakan salah satu pendiri dan anggota liga Football Alliance, sebuah liga tandingan dari Football League. Sedangkan Sunderland AFC, sang rival, masuk menjadi anggota Football League mulai musim 1890-1891. Saat Sunderland AFC mulai berkompetisi di Football League, Albion kemudian mulai kekurangan pendukung dan penonton. Dan ketika Sunderland AFC keluar sebagai juara Football League pada musim 1891-1892, Albion pun bubar.
Kejayaan Sunderland (1892-1936)
Sunderland benar-benar merajai sepakbola Inggris di tahun-tahun awal kelahiran liga, yaitu pada musim 1891-1892, 1892-1893, 1894-1895. William McGregor, pendiri Football League, sampai menjuluki mereka sebagai ‘Tim Bertalenta Penuh’. Sunderland kembali menjuarai liga pada tahun 1913, tahun yang sama mereka gagal di final Piala FA setelah dikalahkan Aston Villa di final. Gelar juara liga keenam disabetnya pada tahun 1936. Setahun kemudian, mereka menjuarai Piala FA untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Preston North End 3-1 di final.
Sejarah Transfer Pertama Pemain (1949-1950)
Sunderland adalah klub pertama dalam sejarah yang melakukan transfer tatkala mereka membayar £18,000 untuk player-manager Carlisle United, Ivor Broadis. Kemudian menyusul rekor pembelian Len Shackleton dan pemain asal Wales, Trevor Ford. Karena pembelian pemain-pemain itu, Sunderland dijuluki klub ‘Bank Inggris’. Sunderland mencapai peringkat 3 liga di tahun 1950, peringkat tertinggi terakhirnya sampai sekarang.
Skandal Finansial (1957-1958)
Pada tahun 1957, Sunderland dihukum liga karena ketahuan melebihi limit gaji pemain (waktu itu ada peraturan dimana klub tidak boleh melebihi jumlah total tertentu dalam penggajian pemain-seperti salary cap di NBA sekarang). Hasilnya klub didenda sebesar £5,000, chairman klub dan tiga orang direktur diskors liga. Hukuman itu terbukti membawa pengaruh besar sehingga pada tahun 1958 Sunderland harus terdegradasi untuk pertamakalinya setelah 68 tahun malang-melintang di divisi satu.
Piala FA 1973
Sunderland yang notabene hanya klub divisi 2 bisa memenangkan Piala FA pada tahun 1973 dengan menggulingkan Leeds United 1-0. Di final yang diadakan di Wembley tersebut kiper Sunderland, Jimmy Montgomery, melakukan penyelamatan mencengangkan dua kali. Penyelamatan ini banyak disebut sebagai penyelamatan terbaik dalam sejarah Wembley, dan banyak pula yang bahkan menyebutnya penyelamatan terbaik dalam sejarah. Adalah Ian Porterfield yang mencetak gol kemenangan Sunderland melalui tendangan voli di menit ke 30. Sejak 1973 hanya ada 2 klub lain yang bisa menjuarai Piala FA diluar divisi satu, Southampton pada tahun 1976 dan West Ham United pada tahun 1980.
Periode 1974-1991
Pada periode ini, prestasi Sunderland yang menonjol adalah kala mereka masuk final Piala Liga tahun 1985 dimana mereka kalah di final atas Norwich City. Uniknya setelah pertemuan mereka di final 1985 itu, mereka mengadakan perjanjian bahwa setiap Sunderland dan Norwich City bertemu di ajang apapun, ada satu piala persahabatan bergilir yang selalu diperebutkan antara mereka berdua.
Setelah 1985 prestasi Sunderland terus melorot, puncaknya pada tahun 1987 mereka sampai harus terdegradasi ke divisi 3 untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Tetapi di bawah chairman dan manager baru, Bob Murray dan Denis Smith, mereka mulai cepat bangkit dan promosi berturut-turut hingga mencapai divisi satu lagi pada tahun 1990. Sayangnya kali ini mereka hanya bertahan selama semusim di divisi satu dan terdegrasi lagi di musim berikutnya.
Periode 1992-2006
Sunderland mengejutkan Inggris lagi tatkala mereka berhasil masuk final Piala FA 1992 dengan status hanya klub divisi 2. Namun kali ini tidak ada pengulangan sejarah hebatnya di tahun 1973, Sunderland kalah 0-2 dari Liverpool. Setelah itu Sunderland tampil tidak stabil dan hampir terdegradasi ke divisi 3 jika saja Peter Reid tidak menyelamatkan klub. Reid, mantan pemain internasional Inggris, dengan cepat melakukan perubahan untuk memperbaiki performa Sunderland. Era Peter Reid memang ditandai dengan proses stabilisasi klub, ia memegang Sunderland selama 7 tahun dan termasuk salah satu manager Sunderland terlama.
Stadium Of Light
Pada tahun 1997, Sunderland telah menyelesaikan pembangunan stadionnya yang baru dan berpisah dengan stadion Roker Park, kandang mereka selama 99 tahun. Kandang baru Sunderland tersebut bernama Stadium Of Light, sebuah stadion berkapasitas 42.000 penonton yang pada saat itu merupakan stadion baru terbesar yang pernah dibangun setelah Perang Dunia II. Kapasitas stadion kemudian ditambah menjadi 49.000 penonton.
Pada tahun 1999, Sunderland kembali promosi ke Liga Premier dengan menjuarai divisi 2 dengan rekor 105 poin. The Black Cats bertahan sampai tahun 2003 dimana mereka secara memalukan terdegradasi setelah menjadi juru kunci liga dan hanya memperoleh poin 19. Mick McCarthy kemudian membawa Sunderland promosi lagi ke Premiership pada tahun 2005, namun kali ini lebih parah, dimana mereka hanya mampu meraih 15 angka, sebuah rekor terendah Premiership sebelum ‘dipecahkan’ lagi oleh Derby County di musim 2007-2008.
2006-sekarang
Saat Sunderland terdegradasi lagi di tahun 2006, Drumaville Consortium, sebuah konsorsium Irlandia yang dipimpin mantan pemain Sunderland sendiri, Nial Quinn, datang mengambil alih kepemilikan klub. Quinn kemudian menjadi chairman baru Sunderland menggantikan Bob Murray. Selama kekosongan kursi manager, Quinn bahkan sempat merangkap menangani klub sebagai manager namun dengan hasil yang kurang baik. Roy Keane, mantan legenda Manchester United yang juga pernah berseteru dengan Quinn di timnas Irlandia, diangkat menjadi manager Sunderland yang baru. Saat masih menjadi pemain di MU, Ferguson pernah mengatakan bahwa Roy Keane suatu saat akan menjadi manager hebat berkat visinya yang tajam di sepakbola. Keane lantas membawa Sunderland bangkit dari papan bawah divisi championship (dahulu divisi 2) untuk kemudian promosi ke Liga Premier pada musim pertamanya sebagai manager. Musim 2007-2008, Sunderland bisa bertahan di Premiership setelah duduk di posisi 15 klasemen.
Musim 2008-2009 dimulai dengan penampilan Black Cats yang inkonsisten yang membuat manager Roy Keane memutuskan untuk mengundurkan diri. Keane kemudian digantikan secara sementara oleh pelatih Ricky Sbragja, yang kemudian statusnya dipermanenkan. Walaupun mampu membuat Sunderland bertahan di Premiership Sbragja mengundurkan diri dan kemudian memutuskan hanya menjadi scout klub.
Ellis Short, pengusaha asal Amerika, kemudian datang mengambil alih saham Drumaville Consortium dengan Nial Quinn tetap menjadi chairman Sunderland. Untuk menggantikan Sbragja didatangkanlah Steve Bruce, manager Wigan yang sukses menangani Latics dan Birmingham sebelumnya. Situs Resmi Sunderland
1 Response to Sejarah Sunderland
yuk main sabung ayam
yuk main agen sabung ayam
yuk main judi sabung ayam online
yuk main bolavita
yuk main asianbookie
BANDAR Taruhan Online Terpercaya BOLAVITA
1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com
Posting Komentar